Thursday, October 04, 2018

10 sajak twit (Disember 2017 - Oktober 2018)

(1) Kita kian sampai ke penghujung Di sekitar, tutur kata kian murung Kau yang merenung Aku yang terpasung Sepi menghiris hari Melewati senja, genggam tanganmu lerai di hujung jari. 4:21 AM - 4 Dec 2017 (2) Kita sama-sama tahu Esok tidak terbit seperti yang kita mahu Tetapi asalkan aku memilikimu hari ini Masa depan telah pun tertangguh Dan jarak termansuh Kau-aku satah-satah dimensi Kita menafi segala sehingga infiniti. 7:39 AM - 16 Dec 2017 (3) Kita tersenyum menuruni anak-anak tangga terakhir Aku memimpinmu perlahan Dan tertahan Sebelum kau berpaling bila tiba di muka pintu Aku tahu Senyummu lebur Di bawah redup mata beberapa titis jernih mula gugur. 5:18 AM - 22 Dec 2017 (4) Aku ingin membilang titis-titis air matamu Aku ingin menakung dan membawanya pulang Aku ingin jadi kertas yang mengelapnya Aku ingin jadikannya air tawar penyembuh kesedihanku. 8:15 AM - 29 Dec 2017 (5) Aku mencemburui langit yang mampu menghujankan titis-titis air semahu-mahunya. Aku mahu jadi bumi yang menakung air; basah dan segar, bau rumput mesra tersebar Aku lemas dalam kesedihan apabila hujan berhenti Bayangmu hilang seraya mendung dan senja menabiri hari. 6:29 PM - 29 Dec 2017 (6) Aku mengisi hari terakhir tahun lalu mengingatimu. Mengulanginya hari pertama tahun ini. Aku menangisi kali terakhir kita bertemu. Mengenang semula kisah dan memori. Antara pertama dan terakhir julat masa, harapku kita tidak berada pada titik-titik berbeza. 7:45 AM - 1 Jan 2018 (7) Aku sedang memadam baris-baris pudar dari cerita lama tentangmu. Kusam dan berdebu. Siapa tahu kau muncul di muka pintu. Di tanganmu diari dan pena. Di matamu bayang-bayang dari bulan nan gerhana. 8:02 AM - 2 Feb 2018 (8) Di manakah kau saat mereka menyambut hari ini? Tiada dalam gambar. Tiada di lembar. Hari berakhir saat aku masih menunggumu. Mereka beredar dan kau masih tiada di situ. 8:58 AM - 14 Feb 2018 (9) Selamat pagi, kenangan. Peluklah aku seperti sepasang kekasih pada hari perpisahan. Nanti, senja datang dan kau 'kan tenggelam dalam bayang-bayang. Malam memadam ingatan, di atasnya pertanyaan demi pertanyaan: bertemukah kita esok siang? 6:27 AM - 16 May 2018 (10) Aku bertarung di dunia hingar. Kau tertinggal di lembar. Sebelum nasib baik dan kemujuran menarik kita bertemu di meja kenangan. Memesan secangkir teh o panas buat menghapus dahaga kerinduan. Melemaskanku dalam dunia sepi. Agar puisi ini bisa kutulis untukmu sekali lagi. 6:40 AM - 4 Oct 2018

No comments: